Sekali seminggu saya membuka pengobatan PKD di desa Purwodadi. Biasanya sebelum itu, saya melakukan kunjungan nifas dulu, jika ada ibu hamil yang baru saja melahirkan. Pada kegiatan khusus, saya melakukan pemeriksaan kesehatan siswa PAUD dan TK yang tempatnya bersebelahan dengan PKD.
Pengobatan PKD biasanya dilakukan pada hari Kamis setiap minggunya. Kadang ada pasien, kadang tidak ada pasien sama sekali. Selain mengerjakan laporan, waktu saya habiskan dengan mengerjakan tugas lainnya, atau lebih banyak mengobrol santai dengan guru PAUD dan aparat desa. Tidak hanya Pak kaur, atau Pak Carik yang menemani saya, bahkan Pak Lurah pun itu menyambangi PKD. Kami pun banyak bertukar pikiran. Pembicaraannya beragam. Soal adat istiadat, kebiasaan, politik, organisasi sosial, pandangan hidup, dan hal-hal ringan lainnya.
Ada satu cerita mengesankan yang diceritakan oleh Pak Lurah, yaitu tentang asal usul nama Magelang.
Nama Magelang berasal dari kata Mahagelang. Gelang besar. Gelang besar itu merupakan deretan gunung-gunung yang posisinya melingkar seperti gelang, dan Gunung Tidar sebagai pusatnya. Pak Lurah merekomendasikan kami saat liburan untuk naik ke gunung tidar dan menikmati pemandangan diatas sana.
Gunung Tidar atau ada yang menyebut Bukit Tidar, terletak di pusat kota. Untuk naik kesana juga tidak perlu persiapan khusus. Yang penting stamina dan keadaan fit. Kami pergi ke sana di waktu pagi, sesuai rekomendasi.
Jalan untuk pendakian sudah permanen, berjenjang dan banyak tempat pemberhentian. Jika sudah capek tinggal istirahat saja di kursi-kursi yang telah didisediakan. Sepanjang jalan kami bertemu dengan anak-anak pesantren yang pergi ziarah, orang-orang yang berolahraga, anak-anak muda dan pengunjung lainnya. Perjalanannya menuju puncak tidak terlalu berat sebenarnya, tapi karena kami membawa Zahra yang masih kecil, waktu itu umur dua tahun, jadi ya terasa capek karena harus bergantian menggendong Zahra.
Sebelum sampai di puncak, terdapat sebuah makam yang bentuknya panjang. Kalau tidak salah namanya makam Kyai Sepanjang. Setelah sampai di puncak, di sana terdapat lapangan besar. Ada kelompok ibu-ibu yang sedang senam pagi bersama. Disana terdapat tempat yang dibuat khusus untuk memasang bendera. Konon katanya jika salah seorang anggota Akmil melakukan kesalahan dan mendapatkan hukuman, maka salah satu hukumannya adalah dengan menaikkan bendera di puncak Tidar. Saya rasa puncak gunung Tidar ini kadang dijadikan juga sebagai tempat upacara. Tapi saya tidak tahu pasti. Hanya menduga saja.
Begitulah, di atas puncak gunung Tidar kami menghabiskan waktu sampai menjelang Zuhur. Sayang foto-foto di puncak Tidar masih ada di laptop, sedangkan tulisan ini harus segera di upload. Hehehehe..
Kalau jalan-jalan ke Magelang, jangan lupa mampir ke gunung Tidar ya.
0 Comments