KAPMAS
Salah satu kegiatan rutin kami selama di Magelang adalah mengikuti KAPMAS. Kajian Ahad Pagi Masjid As-Syifa. Rutinitas ini awalnya bisa dibilang tidak sengaja. Bermula ketika salah satu teman bidan, Mbak Siti Zulaikha, bercerita mengenai kegiatannya pada hari Minggu. Setelah melakukan olahraga pagi di Rindam, dilanjutkan dengan mendengarkan kajian di Mesjid As-Syifa. Dia mengajak saya untuk ikut bergabung mendengar siraman rohani setiap minggu pagi.
Hari Minggu memang hari kosong bagi kami berdua. Setelah melakukan pekerjaan rumah tangga, memang tidak banyak aktivitas lain yang berarti. Suami saya juga bukan tipe mahasiswa yang rajin-rajin amat. Kalaupun ada tugas dikerjakannya jika sudah mepet waktu. Jika tidak ada keperluan keluar, palingan kami di rumah saja. Jadi, ketika saya mengajak untuk pergi mengaji, suami langsung mengiyakan.
Masjid As-Syifa berada di lingkungan komplek RSI, Rumah Sakit Islam. Lokasinya di daerah Sanden, Magelang Utara. Masjidnya cukup besar dan bersih. Arsitekturnya sama dengan masjid kebanyakan di pulau Jawa. Lantainya agak tinggi seperti rumah panggung. Ada pelataran / teras sebelum pintu masuk utama, walaupun tidak begitu lebar. Dinding mesjid yang bercat hijau menambah kesan adem dan sejuk bagi siapapun yang masuk kesana.
Kajian disini terbuka untuk umum. Yang hadir pun dari semua kalangan. Acaranya dikelola baik oleh panitia. Setiap minggu ustadz yang mengisi pengajian berbeda-beda. Ceramahnya pun berbeda topik. Ada ceramah mengenai fiqih, ada ceramah mengenai akidah, tahsin, dll.
Pernah kami semua, jemaah perempuan menitikkan air mata karena tersentuh hatinya mendengar kajian ustadz dari Muntilan. Saya lupa namanya. Biasanya dia mengisi acara pada minggu pertama setiap bulan. Cara bapak itu menerangkan tentang sesuatu, memang diacungi jempol.
Adalagi ustadz yang menjadi favorit saya. Saya juga tidak ingat siapa namanya. Beliau tamatan luar negeri. Gelarnya Lc. Beliau menjelaskan tentang 20 prinsip-prinsip aqidah. Materi ini diterangkan secara maraton. Setiap kali pertemuan hanya menjelaskan dua prinsip, sisanya pada pertemuan selanjutnya.
Sekarang setelah kembali ke kampung asal, kami tidak rutin lagi pergi mengaji. Sangat jarang. Lebih tepatnya tidak tahu informasi di mesjid mana yang rutin mengadakan kajian. Semoga kedepannya bisa ikut kajian lagi seperti di Magelang waktu itu.
0 Comments