Kehamilan merupakan anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada setiap perempuan. Untuk itu setiap ibu hamil sudah seharusnya menjaga kesehatan dirinya agar bayi yang dikandungnya dapat lahir dalam keadaan sehat. Ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, mengetahui nutrisi yang tepat selama hamil serta mengenali tanda-tanda bahaya selama kehamilan.

Pemeriksan ibu hamil minimal dilakukan empat kali selama kehamilan. Jjika sudah terlambat datang bulan, ibu sebaiknya segera memeriksakan dirinya kepada tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan. Jadwal pemeriksaan yaitu satu kali pada usia kandungan sebelum tiga bulan, satu kali pada usia kandungan 4-6 bulan, dan dua kali pada usia kandungan 7-9 bulan. Selain itu ibu hamil juga disarankan untuk mengikuti kelas ibu hamil agar mendapatkan informasi dan saling bertukar informasi mengeni kehamilan, persalinan, nifas, serta perawatan bayi baru lahir.

Ketika memeriksakan kehamilan, ibu sebaiknya memastikan telah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan lengkap. Pemeriksaan itu meliputi pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi rahim, penentuan letak janin dan penghitungan denyut jantung janin, penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT), pemberian tablet tambah darah, tes laboratorium, konseling dan pengobatan.

Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali. Tujuannya dalah untuk menentukan faktor risiko panggul sempit. Bila tinggi badan kurang dari 145 cm, maka kemungkinan sulit melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali periksa. Sejak bulan keempat, pertambahan berat badan paling sedikit 1 kg/ bulan.

Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali periksa. Tekanan darah yang normal pada setiap orang berbeda-beda. Umumnya 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. Jika hipertensi terjadi, bisa berakibat janin lahir prematur, ibu mengalami kejang, sehingga membahayakan bagi keselamatan ibu dan janin.

Pengukuran lingkar lengan atas dilkukan untuk menilai status gizi ibu hamil. Bila hasil pengukuran kurang dri 23,5 cm menunjukkan bahwa ibu hamil menderita KEK (Kurang Energi Kronis) dan beresiko melahirkan bayi yang kecil (Bayi Berat Lahir Rendah). Bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, lebih rentan terhadap hipotermi, sehingga membutuhkan perawatan lebih, jika dibutuhkan bayi dirawat dalam inkubator. Perawatan bayi dalam incubator tergolong mahal apalagi bagi ibu yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Untuk itu ibu hamil harus mendapatkn nutrisi yang cukup selama kehamilan

Pemeriksaan kehamilan itu identik dengan pemeriksaan perut. Seorang ibu hamil pasti akan penasaran dengan perkembangan buah hati yang sedang tumbuh didalam dirinya. Melalui pemeriksaan perut (pemeriksaan Leopold) yang dilakukan dokter atau bidan, dapat ditentukan tingginya rahim apakah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak. Letak dan posisi janin juga dapat ditentukan apakah letak kepala atau letak sunsang. Setelah itu dokter atau bidan akan mendengar bunyi denyut jantung janin melalui alat fetal doopler. Melalui alat tersebut dapat diketahui kesejahteraan janin di dalam kandungan. Jika ibu melakukan pemeriksan Ultrasonografi (USG), ibu dapat melihat perkembangan janin secara langsung. Biasanya terdapat sebuah monitor (televisi) didekat tempat tidur ibu. Dokter akan menjelaskan bagian-bagin tubuh dari janin, bagian kepala, bagian perut dan juga memprediksi jenis kelamin.

Bilamana diperlukan, ibu hamil mendapat suntikan tetanus toksoid sesuai anjuran dokter atau bidan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi. Penilaian status TT dihitung mulai dari imunisasi yang kita dapatkan selama masa bayi, saat sekolah dasar, dan saat screening calon pengantin. Apabila saat kehamilan pertama kita mendapat dua imunisasi TT, bisa jadi pada kehamilan berikutnya kita tidak mendapat imunisasi TT lagi karena sudah dihitung telah mendapat perlindungan seumur hidup.

Suplemen yang sering diresepkan dokter untuk ibu hamil adalah tablet tambah darah (Fe). Selama masa kehamilan, ibu hamil dianjurkan minum tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah ini diminum pada malam hari untuk mengurangi mual. Efek sampingnya adalah buang air besar menjadi keras dan berwarna hitam. Tapi ibu tidak usah khawatir. Perbanyaklah konsumsi buah dan sayur agar feses menjadi lembek.

Ada beberapa tes labortorium untuk ibu hamil. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan. Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah (anemia). Tes pemeriksaan urin untuk mengetahui protein urin (tanda keracunan kehamilan/ hipertensi/ preeklampsia). Serta  tes pemeriksaan darah lainnya sesuai indikasi, seperti tes malaria, HIV, sifilis, dan lain-lain.

Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan diatas, petugas kesehatan (dokter atau bidan) akan memberikan konseling atau penjelasan mengenai hasil pemeriksaan kepada ibu, suami, atau orang yang mendampingi ibu. Dokter atau bidan juga akan menjelaskan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan, inisiasi menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, Keluarga Berencana, dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini diberikan secara bertahap pada saat kunjungan ibu hamil.
Ibu hamil diupayakan harus selalu sehat. Jika kesehatan ibu terganggu maka akan berpengaruh terhadap janin didalam kandungan. Misalnya saja ibu hamil yang sering demam, maka mengakibatkan air ketubannya menjadi keruh dan irama denyut jantung janin tidak teratur (fetal distress), ketika bayi lahir bisa saja tidak langsung menangis, harus diresusitasi terlebih dahulu. Jika ibu mempunyai masalah kesehatan selama hamil, jangan membeli obat sembarangan di warung atau minimarket. Segeralah periksakan diri ke dokter atau bidan untuk mendapat tata laksana dan pengobatan yang tepat.