Bambu merupakan tanaman yang banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bambu mempunyai rongga dan ruas di tiap batangnya. Bahkan tunas bambu yang baru tumbuh, sering dijadikan makanan. Namanya rebung.
Pohon bambu menjulang tinggi bisa mencapai 10 meter. Karena pohon bambu yang tinggi itulah mungkin sinyal di rumah kontrakan kami di Karanglo sering “itil”, hilang-hilang timbul. Bukan hanya satu atau dua rumpun, malah bisa dibilang ada kebun bambu di belakang rumah kami.
Sejauh yang saya amati, memang jumlah pohon bambu di tempat saya tinggal tergolong banyak. Di sepanjang jalan desa, di jalan lintas kecamatan, dimana-mana terdapat pohon bambu. Tak heran jika banyak produk kerajinan menggunakan bahan dasar bambu, dan digunakan untuk apa saja.
Secara umum, masyarakat menggunakan bambu sebagai pagar halaman, sebagai pagar tanaman, dan kandang ternak unggas.
Bambu juga dijadikan bahan dasar untuk pembuatan rumah. Jika lazimnya di kampung asal saya kuda-kuda atap yang dipakai adalah kayu atau baja, maka di Tegalrejo kebanyakan rumah penduduknya menggunakan bambu sebagai penyangga atapnya.
Selain itu, bambu juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan peralatan dapur. Sebut saja bakul nasi, alat penampilan bebas. Bahkan tong sampah basah punya Bu Dju terbuat dari bambu.
Di Tegalrejo juga banyak pengrajin perabot yang menggunakan bahan dasar bambu. Bentuknya bagus-bagus. Satu set kursi tamu dan meja bambu bisa dijual jutaan rupiah. Perabot tersebut sudah diamplas, diukir, dan dicat vernis, jadi tampilan nya lebih terlihat etnik.
Satu hal menarik dan menjadi perhatian saya adalah bambu digunakan sebagai alat jemuran kain. Saya lupa apa namanya. Jemuran ini kalau saya perhatikan ada di tiap-tiap rumah. Kami, anak-anak kos senang menjemur pakaian dengan jemuran bambu. Jemurannya bisa dilipat dan di renggangkan. Kalau pakaian belum kering, jemurannya tinggal dilipat dan diletakkan di tempat yang teduh. Nanti ketika cuacanya panas lagi, jemurannya bisa dikeluarkan. Praktis. Bisa memuat banyak pakaian.
Sayang, di Payakumbuh belum ada yang jual. Suami juga tidak pandai membuatnya. Andaikan bisa, tentu lebih hemat daripada membeli jemuran stainless.
0 Comments