Tanpa terasa sarapan kata akan berakhir. Tinggal empat hari lagi. Hiks hiks hiks... 😉😉

Dari awal disuruh membuat karangan sarapan kata selama tiga puluh hari, saya sudah mengambil ancang-ancang dengan menyiapkan ide cerita  non fiksi, karena  faktor kesibukan. Apa hubungannya? Karena jika menulis cerita fiksi akan sangat menyita pikiran dan waktu. Saya akan berpikir keras memperjuangkan jalan cerita, menjelaskan karakter tokoh dan alur yang apik.

Bukan berarti menulis non-fiksi tidak perlu berpikir dan tidak perlu waktu, tapi setidaknya dalam menulis kita sudah punya bahan dan data, baik fisik maupun yang ada di dalam kepala. Itu sih pendapat saya. Mungkin pendapat teman-teman yang lain berbeda. Wajar saja. Pengalaman kita juga tidak sama.
Itulah sebabnya saya memutuskan untuk menceritakan pengalaman saya selama dua tahun tinggal di Magelang. Karena ini pengalaman pribadi, tentu lebih mudah untuk  diceritakan kembali. Lagian saya juga jarang meng-upload dan memposting keseharian saya selama di Magelang. Jadinya sarapan kata ini saya ibaratkan sebagai diari atau buku mini yang merangkum satu babak dalam kehidupan saya, merasakan tinggal jauh dari sanak saudara.

STPP. Alasan kenapa kami pindah ke Jawa karena suami saya mendapatkan tugas belajar di STPP Magelang. Sekolah Tinggi Penyuluhan Peternakan.

Sedikit bercerita mengenai kesempatan tugas belajar ini. Awalnya suami mengajukan tugas belajar di STPP Bogor bersama satu orang rekan. Setelah diseleksi, ternyata tidak tercantum nama suami pada lembar pengumuman, sedangkan teman yang tadi lulus. Oleh pihak kampus Bogor, suami disarankan untuk mendaftar ke STPP Magelang atau STPP Malang. Akhirnya surat menyurat tugas belajar dibuat lagi dan ditujukan ke STPP Magelang. Alhamdulillah, akhirnya diterima.

Jujur, saya awam dan tidak banyak terpapar dengan pertanian. Yang saya tahu hanya ilmu pertanian biasa, tapi tidak mengerti dengan jalur pendidikan dan pengembangan profesi pertanian. Saya juga heran kenapa adik saya memilih jurusan pertanian. Katanya terinspirasi dari Uda, suami saya. Tapi setelah saya tanya-tanya, ternyata jurusan dalam ilmu pertanian sangat banyak sekali.

Memang rencana Allah itu semuanya indah, bahkan yang paling jelek menurut kita tetap lebih baik menurut Yang Kuasa. Setelah kuliah di STPP barulah suami saya paham dan merasa beruntung sekali bisa ke Magelang. Karena ternyata akreditasi kampus peternakannya sudah A. Artinya paling bagus se-Indonesia. 😊

Kalau dari Sumbar ke Magelang itu memang jauh, dua kali naik pesawat. Awalnya suami lebih memilih sekolah di STPP Bogor, karena lebih dekat; tapi apa dikata, nasib membawanya dan saya hidup di Magelang. Dan kami merasa diberkati.

STPP Magelang terletak di jalan lintas Magelang Kopeng. Dulu lebih terkenal dengan sebutan APP. Jurusan yang ada di sana alah jurusan penyuluh peternakan. Sedangkan untuk penyuluh pertanian kampusnya ada di Jogja.

Kampusnya tidak semeriah perkiraan saya. Tidak seperti Unand, dan kampus terkenal lainnya seperti bayangan saya. Kebanyakan nonton televisi jadinya salah prediksi. 😉 Tidak ada bangunan bertingkat kecuali kantor administrasi.
Kampusnya cukup besar. Terdapat kantor, aula, gedung perkuliahan, asrama, Labor, gudang peralatan, dan mess untuk tamu. Kami pernah menginap dua malam di mess itu. Selain itu juga terdapat banyak  rumah dinas untuk dosen dan karyawan. 

Terdapat beberapa  jenis kandang ternak yang ada disana, yang saya tau adalah kandang sapi, kandang kambing, kandang ayam, dan beberapa kandang yang dijadikan oleh mahasiswa sebagai tempat penelitian. Ada kalanya terdapat rombongan anak Paud dan TK yang berkunjung ke STPP dan memberi makan ternak disana. Jadi sarana edukasi bagi anak-anak.😁

Untuk menghilangkan kejenuhan, biasanya mahasiswa bermain badminton di aula utama. Ada juga yang bermain tenis di lapangan tenis. Namun banyak yang senang bermain bola. Di STPP terdapat sebuah lapangan bola. Hampir tiga perempat sisi lapangannya dikelilingi pohon pinus. Salah satu spot yang bagus untuk berfoto.😄 Lapangan bola tersebut juga sering disewa oleh pihak luar untuk tempat lomba burung berkicau.

Mungkin ada yang heran, kenapa saya tau semuanya??? Pertama, suami saya sekolah disana. Kedua, saya dan anak sering masuk ke lingkungan STPP. Ketiga, keperluan masuk ke STPP adalah untuk mengambil nasi jatah asrama, untuk melihat pertandingan bola dan acara lainnya, untuk membawa anak jalan-jalan sore melihat sapi, ayam, dan  kambing, melihat lomba burung berkicau, membantu suami (menemani saja, hehehe) saat sedang penelitian, olahraga pagi lapangan upacara sambil pijat refleksi kaki, atau sekedar duduk-duduk saja mencari WiFi. 😅

Begitulah, STTP Magelang punya kenangan yang berarti bagi kami.