Sekitar bulan September 2020, aku mengalami keluhan kesemutan ketika bangun tidur. Jari-jari tangan rasanya kebas dan kaku.  Temanku menyarankan untuk memeriksakan kadar kolesterol atau asam urat dalam darah ke labor. Bisa jadi salah satunya ada yang tinggi.  Namun aku belum sempat hingga akhirnya bulan Oktober tahun 2020 aku megalami masalah rhinosinusitis.

Awalnya aku memeriksakan diri ke Puskesmas karena kepala sakit sebelah, dan hidung tersumbat sebelah, padahal tidak ada demam dan tidak flu. And you know what, ternyata aku tekanan darahku 150/90 mmHg. Tergolong tensi tinggi untuk orang sesusiaku yang masih kepala tiga. Ya, mungkin karena ada sakit kepala, makanya tensi jadi naik. Begitu penjelasan dokter. Aku beri surat rujukan dan siangnya aku mengantri di RS untuk pengobatan. Akhirnya, aku menjadi pasien rutin dokter spesialis THT selama beberapa bulan.

Pada salah satu kesempatan di tempat kerja, kami semua diwajibkan untuk pemeriksaan kebugaran. Setelah itu, aku dan beberapa orang teman melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat di laboraturium puskesmas kami. Daaaaaan… ternyata  kadar kolesterol total punyaku hasilnya 204mg/dL. Sedangkan hasil yang lainnya Alhamdulillah dalam batas normal.

Di blangko hasil pemeriksaan tertulis batas normal kadar kolesterol adalah 200, dan hasil punya lebih tinggi sedikit beberapa angka. Namun efek/ gejala yang aku rasakan sudah sedemikian rupa.

Sejak saat itulah aku mulai care mengenai kesehatanku. Maksudnya, aku selama ini memang peduli dengan kesehatan. Namun, perhatianku harus ditingkatkan lagi. Setidaknya ada tiga masalah yang aku hadapi sekaligus. Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan sinusitis.

Berbekal pengetahuanku yang minim, hasil dari bertanya-tanya kepada orang-orang, menfollow akun-akun kesehatan di instagram, serta bantuan dari mbah google, akhirnya aku mengambil kesimpulan dan menerapkan bebapa langkah yang sesuai dengan kondisiku, sebagai  berikut:

  1. Positive thinking

First of all, apapun yang terjadi dalam hidup kamu, tidak akan terjadi bergitu saja tanpa seizin Allah SWT. Bahkan tidak ada sehelai daun pun yang gugur tanpa sepengatuhan Allah. Dalam ayat al-Quran surat An_nisa ayat 79: Kebajikan apapun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah, dan keburukan apapun yang menimpamu, itu dari  (kesalahan) dirimu sendiri.

Jadi, sebenarnya kita boleh terkejut ketika mengetahui suatu keadaan, tapi tidak boleh berlama-lama. Sebaliknya kita harus banyak berintrospeksi. Bisa jadi kita mungkin telah lalai dalam menjaga nikmat badan yang Allah berikan, dan sekarang kita ditegur agar lebih bisa merawat kesehatan kita lagi. Atau bisa jadi suatu penyakit adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita agar kita bisa lebih mendekatkan diri kepada-Nya, shalat dan berdoa, serta melakukan ibadah sunah lainnya. Toh, apa yang kita alami mungkin  juga dialami oleh orang lain. Dan bahkan ada orang lain yang penyakitnya jauh lebih berbahaya dari pada kita.

Pemikiran diatas aku jadikan sebagai penghibur diri dan agar biar cepat move on. Hehehe. Selain itu megelola pikiran dengan baik dapat menghindari kita dari stress. Konon katanya, pikiran (stress) yang berlebihan juga merupakan sumber dari segala macam penyakit.


       2. Jaga kehangatan

Seperti adek bayi ya kedengarannya, tapi itulah yang terjadi. Pada dasarnya aku tu punya riwayat alergi makanan. Dan akupun juga heran karena alergi itu muncul pada usia dewasa.

Anjuran dari dokter THT adalah agar aku berusaha menghindari dingin, debu , dan asap.

Sekarang kalau keluar naik sepeda motor aku usahakan memakai jaket, bahkan aku sengaja membuat syal yang tebal sebagai neck warmer. Gaya2 korean style gitu, padahal nggak cocok di iklim tropis. Tapi ya nggak apa-apa. J Di rumah, pastinya tidur dengan selimut tebal dalam ruangan yang hangat. Kalau lagi dingin banget, bisa tidur pakai masker dan sebo. Jika gejala sinusnya kambuh dan parah selain pakai nasal semprot dari dokter, aku bantu dengan diffuse essential oil, RC atau frankincense dari young living.

  

  3. Mengatur menu makanan yang dikonsumsi

Tentunya dan pastinya, dari semuanya, hal mendasar yang wajib diperbaiki adalah pola makan. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, keduanya sama-sama bisa membuat jantung bermasalah. Dari yang aku pelajari, diet untuk kolesterol dan tekanan darah tinggi hampir sama.

Sekarang aku mengusahan untuk selalu memasak sendiri di rumah, mengurangi beli makanan di luar, menghindari jajan gorengan, menghindari makanan siap saji, dan kadang-kadang bawa makanan ke kantor. Aku juga mengusahakan untuk memasak sayur setiap hari. Minimal di rumah ada mentimun, kalau kepepet tinggal dipotong-potong aja. Dan sudah hampir satu bulan ini aku selalu rutin mengkonsumsi jus wortel, katanya bagus sebagai antioksidan. Untung pak su ada bebapa batang pepaya, jadi buah malaikat ini hampir setiap hari menjadi konsumsi kami.

Selain itu, aku juga ikhtiar dengan teh telang, teh safron, tapi ini nggak terlalu rutin juga sih, biasanya aku seduh sebagai bekal minum ke kantor.

Ikhtiar lainnya adalah dengan rutin mengkonsumsi teh hijau. Aku belinya yang serbuk aja jadi lebih hemat. Tinggal disaring dan bisa diseduh dua kali. Sebaiknya tidak ditambahi gula ya, tapi kalau mau tambahkan sedikit saja. Jangan lupa diminum selagi hangat.

Teh hijau ini ada efek kafeinnya, membuat mata sulit tidur. Aku biasanya menyeduh teh hijau di pagi hari. Dan sorenya minum teh telang, karena teh telang memberi efek relaksasi. Efek dari teh hijau dinetralkan oleh teh bunga telang.

Di tiga bulan pertama setelah mengetahui kolesterol tinggi, aku mengganti snak dan jajan di luar dengan oatmeal. Oatmeal aku jadikan bekal untuk dinas sore dan dinas malam,. Di tempatku nggak ada berry-berryan, jadinya aku membuat oat dengan resep sangat sederhana. Oat dimasak tanpa garam, atau dengan garam yang sangat sedikit,  setelah itu aku tambahi chia seed, kemudian sari kurma atau madu. Toping lain yang sering aku gunakan adalah almond slice dan kismis.


Hal lain yang aku hindari dari menu masakan keluarga adalah penggunaan santan. Boleh sih bersantan, asalkan tidak dihangatkan kembali. Jadi jika memasak gulai atau sayur dengan porsi yang pas saja.


                  4. Berolahraga secara teratur

Usaha lain yang aku lakukan untuk mengembalikan kesehatanku adalah berolahraga minimal 3-4 x dalam seminggu. Kenapa tidak cukup dengan beraktifitas, karena aktifitas tidak bisa menggantikan arti dari berolahraga, meskipun kita punya aktifitas yang padat.

Pilihan olahraga untuk penderita tekanan darah tinggi dan kolesterol yang disarankan adalah dengan berjalan kaki atau lari pagi. Namun karena waktu dan efisiensi, aku memilih untuk yoga.

Aku mendownload beberapa video yoga untuk tekanan darah tinggi dan kolesterol. Aku juga mengunduh aplikasi Yoga Daily di ponsel yang juga sangat bermanfaat.

Jujur, untuk selalu berolahraga sendiri di rumah dibutuhkan tekad dan kemauan yang besar. Jika malas, bisa-bisa olahraganya ga jadi-jadi. Apalagi dengan olahraga yoga. Bisa dibilang yoga adalah olahraga ketenangan, tidak hiruk pikuk, tidak dengan musik keras, atau bisa jadi sebagian orang menganggap yoga membosankan, apalagi dilakukan sendirian.

Namun yoga juga bisa menghasilkan keringat kok, jantung rasanya bekerja seperti kita selesai berlari. Gerakan yoga yang aku ikuti sebatas kemapuanku juga kok, jika ada yang tidak bisa juga tidak terlalu dipaksakan. Yang penting, badan segar, keringat keluar.


Setelah menambah pengetahuan, menukar kebiasaan, mengganti menu yang lebih sehat serta berusaha rutin untuk work out, hidupku terasa jauh lebih seimbang. Dulu yang tidurnya susah, sekarang cepat terlelap dan bisa deep sleep. Dulu yang sisa waktunya dihabiskan dengan gadget, sekarang dengan yoga terasa lebih produktif. Badan terasa lebih ringan, nggak ada lagi kesemutan atau jari kaku. Keluhan sinusitis pun mulai berkurang. Sekarang aku tidak lagi control rutin ke dokter. Tekanan darahku juga dalam batas normal, antara 110-120. Kecuali pas lagi panik, atau stress mau disuntik, seperti suntik vaksinasi covid kemarin. Hehehe..

Dan bulan Februari 2021, empat bulan setelah pemeriksaan labor yang pertama, kadar kolesterol aku turun menjadi 173 mg/dL. Alhamdulillah.. tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Sekarang, aku hanya perlu melanjutkan kebiasaan yang telah aku buat.

Daaan… manusia selalu bersifat khilaf. Karena sudah merasa tidak ada keluhan lagi, kadang-kadang aku juga tergoda jajan sembarangan, kadang juga lupa olahraga beberapa hari, kadang-kadang juga malas memasak. Dan setelah lebaran haji seperti sekarang, tanganku mulai kesemutan lagi, tandanya kolesterol mungkin naik. Sinyal alami yang diberikan tubuh sebagai peringatan. Sepertinya harus segera kembali ke jalan yang benar nih.. hehehe.. 

Semoga kedepannya kita selalu dalam keadaan sehat ya, dan doakan aku selalu istiqamah menjalankan pola diet dan rutinitas yang telah aku ciptakan..