Pada awal-awal
pandemi, terdapat suatu fenomena di masyarakat yaitu memelihara bunga. Salah satu hobi yang merebak, bahkan
mendunia. Dari yang memang sudah memelihara bunga sehari-hari, sampai dengan
yang newbie yang seperti saya. Newbie dalam artian hanya memelihara bunga sekedarnya
saja.
Siapa yang tidak
suka dengan bunga? Semua orang tentu suka, namun tidak semua orang punya minat
untuk merawat bahkan mengoleksi berbagai jenis bunga. Tetapi pandemi ini
memberikan cerita tersendiri yang patut kita kenang, yaitu fenomena memelihara
bunga dan membeli beraneka ragam bunga. Bunga menjadi tren dan hot topic hampir
beberapa bulan. Pasar dan jalanan penuh dengan orang yang berjualan bunga. Bisa
dibilang bisnis bunga membuka peluang usaha bagi banyak orang, yang benar-benar
menekuni bisnis tanaman hias atau hanya sekedar aji mumpung. Malah ada beberapa kasus pencurian bunga yang
dialami tetangga saya, yang tentu saja motifnya bisa ditebak, untuk
diperdagangkan kembali. Masih ingat kan dengan fenomena janda bolong??
Saya juga
terkena demam bunga. Biasanya di rumah hanya ada beberapa pot bunga, tidak sampai
sepuluh pot. Sekarang di rumah sudah ada dua baris panjang pot bunga yang
berjejer, hasil dari perburuan bunga dari minggu ke minggu. Awalnya, dengan
antusias dan semangat tinggi, saya menyirami bunga, memangkas daun-daun yang
rusak, menyiangi rumput yang tumbuh. Namun ternyata skill dalam merawat tanaman
tidak hanya itu. Jika ada salah, bisa-bisa kita tanaman tersebut mati karena
batangnya busuk akibat kebanyakan air. Contohnya saja kamboja.
Dari semua
tanaman yang saya kumpulkan, (dibeli sendiri, pemberian orang lain, mencari
disekitar lingkungan), memang bunga kambojalah yang paling berkesan. Bagaimana
tidak, bibit kamboja yang aku beli seharga lima puluh ribu, bunga yang saya beli
dengan dengan harga paling mahal diantara bunga yang lainnya, dalam dua minggu jadi layu dan lapuk. Diagnosa
sementara dari suami saya adalah kebanyakan air. Duh..
Ternyata kita
butuh mengenali bunga satu persatu, perlakukan kita terhadap tanaman tidak bisa
disama ratakan seluruhnya. Sejauh yang saya lihat, bunga kamboja tergolong
bunga tahan banting, karena bisa tumbuh besar, contohnya kamboja di kuburan.
Kita bisa meletakkannya dimana saja dan menurut saya tidak ada masalah dengan
cara kita memperlakukannya, apakah disiram setiap hari atau tidak. Dan ternyata,
saya salah.
Dalam
bersosialisai, kita dituntut untuk bisa mengenali teman kita dengan baik, apa
yang mereka tidak suka, apa yang mereka suka, seperti apa cara bersikap
terhadap mereka, untuk meminimalisir kesalahpahaman dan situasi yang tidak
diiginkan. Begitu juga dengan memberikan perawatan kepada bunga. Menyiram,
menyiangi, memberi pupuk dan mengganti tanah, itu semua adalah cara merawat
tanaman/bunga secara umum. Kita juga harus bisa mempertimbangakan kondisi dan
sifat dari masing-masing bunga, agar semua tanaman yang kita rawat tumbuh subur,
berkembang dan berbunga dengan lebat.
Dari pengalaman saya lebih dari satu tahun ini dalam memelihara bunga, setidaknya saya bisa menyimpulkan beberapa poin penting sebagai catatan:
- Secara sederhana, saya mengelompokkam tanaman/bunga bisa menjadi 2 golongan
ü
tanaman yang tidak manja
bisa ditaruh di tengah ruang tebuka hijau, tidak bermasalah dengan
jumlah air yang banyak atau sedikit. Juga tidak terpengaruh dengan cahaya
matahari yang terik. Contohnya jenis bunga keladi. Saya menyusun kelompok bunga
ini, di halaman dengan ruang terbuka.
ü
tanaman yang manja
kebalikan dari sebelumnya, kelompok
tanaman ini tidak menyukai panas terik, tidak menyukai banyak air, perlu
diperlakukan khusus. Saya menyusun tanaman ini di teras rumah dan disiram tiga
hari sekali, atau sesuai kondisi tanah di pot.
- Tanaman dapat tumbuh dengan berbagai metoda, stek batang, daun, umbi, bibit, atau biji.
- Memelihara bunga sama bisa diibaratkan seperti berinteraksi dengan manusia, karena ada tanaman/bunga yang juga banyak maunya (baca: butuh perlakuan khusus). Kita harus mengenal satu persatu karakteristik bunga tersebut sehingga kita dapat memeliharanya dengan baik.
Sekarang musim
bunga telah berakhir. Jalanan sudah sepi, peminat bunga pun sudah berkurang.
Tidak banyak orang yang tertarik lagi dengan bunga. Bagi yang memang hobi,
tentu masih melanjutkan hobi mereka. Bagi yang hanya “sekedar” / “terbawa arus”
mengoleksi bunga seperti saya, tentunya sekarang hanya tinggal memelihara yang
sudah ada. Namun, apapun itu, memelihara bunga adalah tindakan yang baik, yaitu
memastikan kelansungan hidup dan sekaligus melestarikan keanekaragaman flora
yang ada di dunia. Sekaligus kita juga ikut menyelamatkan bumi dengan
menyumbangkan oksigen memalui tanaman yang kita rawat.
Kalau kamu,
bagaimana dengan pengalamanmu?
0 Comments