sumber: wajibbaca.com

Kita semua akan menua, tapi nggak ada yang menjamin ketika umur kita bertambah, kita akan semakin dewasa. Tidak, usia dan dewasa bukan dua hal yang selaras walaupun seyogyakan harus diselaraskan. Tua itu pasti. Setiap tahun umur kita bertambah. Waktunya tetap, setelah 365 hari usia kita bertambah satu. Namun dewasa butuh pengalaman, dan kecepatan setiap orang berbeda-beda. 

Kita bisa menilai usia kita, kita juga bisa menilai tingkat kedewasaan kita. Dengan refleksi dan bersikap jujur, kita dapat menilai diri kita secara lebih objektif. Dengan banyak merenung tentang hidup kita, maka akan banyak main statement yang akan muncul, seperti layaknya quote-quote yang ada di medsos. Dan "quote" tersebut terbentuk seperti catatan-catatan kecil didalam buku diari yang diberi stabilo, atau diarsir warna warni. Kadang kamu juga akan tersadar dan terenyuh jika quote tersebut kamu dapatkan seolah-olah menjawab pertanyaan yang pernah kamu lontarkan. 

Kita juga dianugerahi banyak pengalaman oleh Tuhan. Tentu saja pengalaman kita tidak sama dengan orang lain karena kita juga ditakdirkan mempunyai takdir yang berbeda dengan mereka. Dan selayaknya orang yang beriman, apapun takdir yang kamu dapati, tidak membuatmu meninggalkan Tuhan, bahkan harus semakin dekat kepada-Nya. Pengalaman yang kamu miliki akan memperkuat karaktermu, mengubah, bahkan membentuk karakter baru untuk dirimu. Dan akhirnya akan menciptakan pengalaman-pengalaman yang lainnya. Dengan demikian quote kamu akan semakin bertambah. 

  • Dewasa bukan perkara usia. Orang yang sudah tua belum tentu bisa dewasa. 
  • Bisa dibilang sifat manusia sama saja. Apapun agamanya, sukunya, jenis kelaminnya, dimana pun, kapanpun, sifat manusia tetap sama. Ada yang baik, ada yang tidak baik, ada yang bermuka dua, ada yang suka adu domba, dll. Mungkin yang berbeda adalah adat budaya agama, tapi manusia itu tetap sama. Mungkin itulah menjadi landasan terhadap hak azazi manusia, karena sifat dasarnya sama. Wallahu alam.
  • Melihat infotainment dan berita-berita gosip, membuatku bertanya dan sedikit heran, kenapa ya artis terbsebut bisa bercerai, padahal usia perkawinannya sudah 10 tahun, 20 tahun, bahkan sudah punya cucu? Tapi setelah 1-2 tahun kemudian aku dapati bahwa kemungkinan itu bisa saja terjadi karena banyaknya usia pernikahan tidak menjamin antara kita dan pasangan akan tetap saling memahami. Bisa saja ditengah jalan ada perbedaan pandangan hidup, dan perbedaan kepentingan, sehingga tidak bisa lagi seayun selangkah. Aku dan suami saja bisa berselisih paham karena perbedaan perspektif kami, padahal rasanya kita sudah berkomunikasi baik, dan menciptakan budaya rumah tangga yang baik. Tentu saja ya, permasalahan setiap keluarga berbeda-beda. Sekarang jika mendengar perceraian yang terjadi setelah menikah 9 tahun, 12 tahun, 15 tahun, aku tidak heran lagi.
  • Uang bukan segalanya, tanpa uang yang banyak kita bisa bahagia, karena bahagia itu sederhana, sesederhana saat kita bisa tertawa bersama menikmati teh hangat dan  roti roma di sore hari di kala hujan jatuh membasahi bumi. Tapi bukan berarti hidup kita tidak butuh uang, pangan, sandang papan perlu dilengkapi, masa depan anak juga persiapkan.


Kita tidak pernah tau, apa yang akan terjadi kedepan. Karena kita, kamu dan mereka yang mungkin menyakitimu akan mendapatkan balasan atas apa yang telah dilakukan saat ini. Kehidupan ini memang seperti itu. Siklusnya berulang-ulang selalu. Alasan, tindakan, balasan. Alasan, tindakan, balasan. Begitu seterusnya sampai mati. Maka tidak boleh senang, juga tidak boleh sedih. Ada hal-hal yang bisa kita kendalikan, ada yang tidak bisa kita kendalikan.  
Cintailah dirimu dulu, baru kemudian mencintai orang lain. Utamakan kemerdekaan, kebahagiaan hatimu, baru kebahagiaan orang lain. Hidup cuma sekali, jangan sampai menyesal. Karena hidup hanya sekali jangan sampai setiap perbuatannmu terpaksa, atas nama pengorbanan, Karena diakhirat juga belum tentu keputusanmu dianggap benar oleh Tuhan.
Katanya memaafkan tidak gampang. Dengan mengingat bahwa Tuhan memaafkan hambanya, maka kamu sebaiknya memaafkan. Tidak segampang itu, memang. Tapi Tuhan akan punya balasan. Perhitungannya yang tidak kita ketahui, maka kita berharap hitung-hitungan Tuhan selalu memihak kita. Doa sapu jagat aja yang perlu kita perbanyak.