I am not 100% minimalist or zero waste, but aku selalu berusaha berhemat dan mulai hidup berkesadaran. Bukan karena mampu tak mampu, tapi karena ingin apa yang aku lakukan lebih meaningful dan satisfying. Faktor kesehatan, kondisi finansial dan pengetahuan mengenai lingkungan yang menjadi dasar aku menerapkan beberapa cara berhemat ini, yang mungkin juga bisa menginspirasi kalian semua.
Ini adalah beberapa cara umum
yang aku terapkan.
- Membawa botol minum ketika pergi kerja
- Membawa bekal untuk sarapan/ makan siang dikantor
- Mengurangi jajan/ makan diluar
- Memasak makanan sendiri
- Menerapkan tips menabung hijau ungu. Baca tulisanku disini.
Namun, ada masanya cara ini tidak
terlaksana dengan baik ya, kadang ada beberapa situasi yang membuat aku tidak
begitu disiplin.
Life hacks selanjutnya yang aku temukan
dan coba konsisten aku terapkan sebagai cara untuk berhemat, diantaranya:
- Mengencerkan sabun pencuci piring
Cara praktis
mengencerkan sabun cuci piring adalah dengan mengisi botol dengan sabun setengahnya
saja, setengah lagi diisi air. Setelah itu botol digoyang-goyangkan agar air
dan sabun tercampur rata.
Sebenarnya
takarannya tidak baku kok, jika memang masih terlalu kental menurut kamu,
takaran sabunnya bisa dikurangi, dan airnya dibanyakin aja. Fleksibel.
Terkesan sepele
namun sangat berarti. Percayalah, dengan hacks ini, satu kemasan isi ulang
sabun pencuci piring kemasan 450 ml bisa awet di aku lebih dari dua bulan.
Karena
sebenarnya kita tidak perlu busa yang banyak untuk membersihkan gelas dan
piring yang tidak terlalu berminyak. Dan dengan itu waktu pembilsan pun menjadi
lebih singkat. Jika memang piringnya sangat kotor atau mencuci wajan bekas
penggorengan, sabunnya bisa kamu tuang lebih banyak aja. Jadi sabun benar-benar
terpakai sesuai kebutuhan. Tidak ada lagi sisa aroma sabun yang tertinggal di
gelas kesayangan.
- Memakai sabun batang.
Memakai sabun
batang dan sabun cair untuk mandi secara selang-seling, sesuai kondisi.
Harga sabun cair
masih affordable sih menurur aku, tergantung ukuran refillnya. Tapi jika
dibandingkan dengan sabun batangan, harga keduanya mungkin beda jauh.
Sebenarnya kalau
mandi pagi sebelum berangkat ke kantor kita hanya perlu menghilangkan keringat
dan bau badan saja. Barulah pada sore harinya kita perlu menggosok badan kita
dengan busa shower agar kotoran yang melekat dibadan bisa terangkat. Kadang-kadang
kita juga memakai scrub. Oleh kerena itu, sabun batang sering aku gunakan
dipagi hari sebelum berangkat ke kantor.
Oh iya, yang
pakai sabun batang di keluarga cuma aku sendiri. Satu pump, dua pump, asal
masih bisa dihemat apa salahnya kan. Bukan kikir juga sih, hanya memperpanjang
masa pakai sabun cair keluarga.
- Tidak memakai pewangi cucian dan pengharum setrikaan
Dulu waktu masih
lajang, aku sering pakai pengharum setrikaan. Tapi sekarang tidak lagi. Bukan kenapa-kenapa
sih, hanya lebih praktis saja. Menyetrika jadi hemat waktu. Menggunakan
pengharum cucian pun hanya bersifat kasuistik, hanya jika mencuci selimut tebal
atau bad cover.
- Tidak memakai tisu tolilet
Biar nggak
terlalu banyak sampah, aku menggunakan handuk sebagai pengganti tisu toilet.
Itu lho, handuk putih merek good morning. Satu hari satu handuk. Kamu bisa
pakai handuk kecil merek apapun, atau handuk bekas yang dipotong-potong juga
boleh, yang penting bisa menyerap dengan baik.
Kalau keluar rumah,
bepergian, ke kantor bagaimana? Ya tetap dibawa dong. Aku simpan di dalam
kantong kecil/ tas kecil yang ada tali gantungannya.
- Memakai menspad
Sebenarnya waktu
dulu, orang tuaku mengajarkan aku untuk menggunakan handuk ketika menstruasi.
Ayo, siapa disini yang punya pengalaman yang sama? Tapi ketika SMA aku sudah
jarang memakai handuk, karena tinggal di kos-kosan dan kamar mandinya bersama.
Tau kan ya, kalau memakai handuk harus direndam dulu beberapa lama.
Sampai akhirnya
aku melahirkan anak pertama. Pada minggu ke dua nifas, darah yang keluar sudah tidak
banyak lagi, hanya cairan yang mengotori pembalut. Sampai akhirnya aku resah
karena merasa boros. Lalu akhirnya aku kembali lagi memakai handuk dan rasanya
lebih menenangkan dan lebih hemat.
Di sebuah majalah yang aku baca, ternyata ada sebuah artikel yang membahas mengenai pembalut kain dan popok kain. Kebetulan sekali. Setelah mencari informasi, ternyata sudah banyak lho produsen skala besar yang telah memasarkan menspad (pembalut kain) dan clodi (cloth diaper).
Pemakaian
menspad kadang aku tetap aku mix dengan pembalut biasa, pada hari-hari pertama.
Aku juga tetap mempertimbangkan kondisi dan aktifitas yang sedang kujalani.
- Memakai clodi
Ini juga berawal dari artikel yang ada dimajalah. Awalnya aku mencoba membeli 4 buah clodi. Memang harganya relative mahal untuk 1 piece, sekitar 80 ribuan. Lalu aku membeli versi murahnya yaitu popok plastik ikat. 10 ribu dapat 5 buah. Dalamnya bisa pakai handuk bekas, handuk kecil, atau insert clodi.
Pemakaiannya
juga sesuai kondisi aja, jika memang sedang dirumah ya aku pakai popok kain,
jika sedang membawa anak bepergian, aku menggunakan pospak.
Ribet nggak?
Memang benar kita harus membersihkan kotoran dan jumlah cucian agak bertambah.
Tapi so far, aku enjoy aja sih ya, dan aku menggunakan clodi sampai anak kedua.
- Menggunakan teh serbuk/daun teh
Sudah beberapa bulan ini aku rutin mengkonsumsi teh hijau. Dari artikel yang aku baca, teh celup tidak baik untuk diseduh berulang-ulang, jadinya aku pakai daun tehnya saja. Baca juga Bahaya menyeduh kantung teh terlalu lama.
- Memanfaatkan kertas bekas
Salah satu cara
memperpanjang usia bahan makanan di kulkas adalah menyimpannya di dalam wadah
yang dilapisi serbet atau tisu. Tapi alternatif lainnya adalah menggunakan
kertas.
Sekarang tidak
ada lagi kertas bekas yang berbuang percuma, setidaknya kertas bekas tetap bisa
memberi manfaat sampai akhirnya dibuang.
- Membeli minyak goreng curah dengan jerigen.
Minyak goreng pada
apapun mereknya, pada dasarnya sama. Menghindari plastik, aku membeli minyak
goreng ukuran 5 liter yang pakai wadah jerigen. Untuk selanjutnya aku membeli
minyak goreng curah dengan wadah tersebut.
- Menyimpan parutan kelapa di freezer
Aku orangnya tidak
terlalu sering membuat masakan bersantan. Kalaupun ada memakai santan yang
sedikit. Seringnya aku menyetok santan instan di rumah. Tapi setelah mendapat
informasi dari ig, aku sadar bahwa segala sesuatu yang siap saji, yang dikemas,
adalah salah.
Awalnya aku
menyimpan santan di freezer, tapi butuh waktu lama untuk mengencerkannya lagi.
Tapi sekarang aku menyimpan parutan kelapanya saja. Biar hemat tempat. Parutan
satu butir kelapa aku bagi menjadi dua atau tiga tempat. Jadi kelapanya bisa
dipakai sesuai kebutuhan.
Mungkin sebagian besar dari cara
diatas sudah banyak kalian ketahui. Yang aku share disini murni dari pengalaman
hidup aku sehari-hari. Semoga berkenan ya. Ayo kita mulai hidup berkesadaran
demi kebaikan kita sendiri dan lingkungan.
Kamu mungkin penasaran mengenai Ceritaku tentang hidupberkesadaran
0 Comments