Mudahnya akses informasi melalui media online yang kita dapatkan sekarang ini turut serta menambah serta mengubah sudut pandang kita terhadap sesuatu. Satu hal mendasar yang aku pelajari dua tahun belakangan ini adalah mengenai hidup berkesadaran.

Berawal dari mengikuti konten Mbak Mauril di youtube, kemudian konten minimalist lainnya dari Fani Sebayang, Raditya Dika, serta youtuber lainnya, aku menemukan banyak sekali pencerahan, dan kemudian aku lebih banyak mengevaluasi serta merefleksikan kembali hidup yang telah kujalani.




Beginilah kira-kira diagram yang bisa aku gambarkan, untuk menjelaskan apa itu maksud dari hidup berkesadaran. CMIIW.

Menjalani hidup berkesadaran, berarti kamu mengenal dan mencintai diri kamu sendiri, sehingga kamu tau apa yang kamu butuhkan, apa yang tidak. Dengan mengenal diri sendiri, kamu akhirnya bisa memilah barang-barang apa saja yang bermanfaat untuk kamu, dan itu sangat membantu kamu dalam berhemat dan mengelola keuangan dengan baik. Dengan hidup berkesadaran akhirnya kamu tidak hanya memperhatikan diri sendiri, tetapi kamu juga akhirnya turut memperhatikan apa yang ada disekitar kamu, apakah yang kamu perbuat memberikan dampak baik terhadap lingkungan atau malah sebaliknya. 

Supaya makin paham  apa itu gaya hidup minimalis, bisa cek disini.

I am not 100% minimalist or zero waste, tapi disini aku berbagi tulisan beberapa tindakan hidup berkesadaran yang aku jalankan sejauh ini, semoga kalian berkenan ya..


  •  Membawa kantong / shopping bag sendiri ketika pergi ke pasar

Yang ini kadang ingat kadang lupa ya guys, tapi aku selalu berusaha menyediakan kantong plastik di tas kalau ada belanja dadakan.


  •  Menolak menggunakan kantong plastik

Untuk barang yang kecil yang bisa masuk tas atau tas belanjaannya masih muat, sebisa mungkin aku minta penjualnya nggak usah pakai kantong.


  •  Membuat list belanja

Tidak dipungkiri bahwa kadang-kadang aku juga tertipu impulsive buying. Untuk mencegah hal itu terjadi, aku membuat list belanja agar kegiatan belanja lebih terarah dan lebih focus.


  •  Tidak menghidupkan televisi

Aku merasa bahwa aku yang sekarang sudah tidak perlu lagi menonton televisi setiap hari. Karena memang sekarang zamannya sudah berubah. Informasi bisa didapatkan dimana saja, media online dimana-mana.

Bagaimana dengan anak-anak? Syukurlah sekolah anak saya mendukung untuk tidak menghidupkan televisi di rumah, jadi lebih mudah memberikan pengertian kepada mereka.

Sesuntuk-suntuknya kami menghidupkan televisi  hari sabtu dan minggu.

Dengan tidak ada siaran televisi, interaksi antar anggota keluarga semakin erat, banyak hal yang dapat dilakukan bersama. Bonding dan sibling moment menjadikan anak-anak semakin dekat dan semakin kreatif dalam membuat permainan.

 

  •   Logout dari akun facebook.

Punya pertemanan dua ribu lebih membuat aku tidak bisa mengontrol lagi apa yang muncul diberandaku. Circle pertemanannya telalu besar, adakalanya membuka Fb tidak memberi kesenangan bagiku, bahkan yang ada hanya rasa lelah. Awalnya aku tes log out untuk 1 hari, kemudian 3 hari, 1 minggu, dan sekarang bisa lebih dari satu bulan. Ternyata aku masih hidup baik-baik saja tanpa Fb.

Aku tetap tidak bisa menghapus aplikasi facebook karena adalakanya aku harus share masalah pekerjaan. Sekarang jika harus log in lagi, aku hanya sekedar memposting yang perlu, melihat notifikasi dan kembali log out.

 

  •  Whats in my IG is my approve account.

Karena tidak aktif di Fb, aku lebih banyak menggunakan aplikasi Instagram. Dan di akun ini aku benar-benar mengelolanya dengan baik, sesuai dengan keinginanku. Dan tidak semua teman kantor atau teman dekat yang berteman denganku di IG. Ya tidak masalah. Aku juga tidak baper, selama di dunia nyata aku berteman baik dan tidak ada masalah ham dengan mereka.

Akun pribadi IG ku lebih kepada album mini, berisi foto-foto keluarga. Dan aku hanya menfollow akun yang benar-benar sesuai dengan “aku”. Bisa saja ketika memfollow sebuah akun, jika aku merasa postingannya tidak sesuai lagi,  aku bisa berhenti mengikutinya.


  •    Rutin decluttering aplikasi dan isi handphone

Tidak hanya decluttering baju dan barang-barang di rumah tangga, kita juga butuh melakukan decluttering digital. Biasanya setiap minggu aku merapikan arsip foto, menghapus foto-foto yang tidak perlu. Kemudian menghapus email-email spam, email yang sudah dibaca. Pesan di kotak masuk juga jangan lupa, biasanya banyak sms acak. Riwayat chat, riwayat panggilan juga jangan lupa dibersihkan ya. Namanya juga berkesadaran, kita juga harus pastikan aplikasi yang kita install kita pakai dan tidak hanya menghabiskan ruang penyimpanan. Jika memang aplikasinya tidak kita perlukan lagi, jangan ragu untuk menghapusknya.  Seperti twitter, messenger, dan line, dulu sempat booming sebagai aplikasi pertemanan, namun sekarang karena menurut aku, aku jarang menggunakannya, jadinya aku uninstall. Dan everything still perfect without them. 

 

 

Itulah beberapa bentuk tindakan hidup berkesadaran yang telah aku lakukan (versi aku). Kalau kamu sudah melakukan apa saja?

Keadaan, situasi, dan kondisi kita tidak sama kok, jadi jangan menyalahkan apapun keputusan yang telah diambil oleh orang lain.

Seperti kata ost Hospital Playlist: “selama kamu tidak menyesali apa yang kamu lakukan, kamu adalah superstar”

J

 


Caraku berhemat >>klik